
Cara Memulai Investasi dari Nol untuk Pemula 2025
Jakarta, 2025 — Dunia investasi semakin menarik perhatian masyarakat, terutama generasi muda yang mulai sadar pentingnya mengelola keuangan.
Namun, banyak yang masih bingung harus mulai dari mana.
Kabar baiknya, memulai investasi di era digital saat ini tidak serumit yang dibayangkan.
Dengan pengetahuan dan strategi yang tepat, siapa pun bisa memulai, bahkan dari nol rupiah sekalipun.
Artikel ini akan memandu kamu memahami cara memulai investasi dari nol untuk pemula di tahun 2025, lengkap dengan langkah, strategi, dan tips agar tetap aman dan menguntungkan.
Mengapa Harus Mulai Investasi Sekarang?
Banyak orang menunda investasi karena merasa penghasilannya belum cukup.
Padahal, menunda justru membuat peluang keuntungan berkurang.
Mengapa? Karena waktu adalah faktor terpenting dalam investasi.
Dengan berinvestasi sejak dini, kamu memberi kesempatan bagi uangmu untuk tumbuh melalui efek compounding — keuntungan yang terus berkembang dari hasil investasi sebelumnya.
Selain itu, di tahun 2025, literasi keuangan masyarakat Indonesia meningkat, dan berbagai platform investasi digital mempermudah akses tanpa modal besar.
Itu artinya, tidak ada alasan lagi untuk menunda.
Langkah 1: Pahami Tujuan Investasi
Sebelum menaruh uang di mana pun, kamu harus tahu tujuan investasimu.
Apakah untuk dana pensiun, membeli rumah, atau sekadar menambah penghasilan pasif?
Menentukan tujuan akan membantumu memilih jenis investasi yang sesuai risiko dan jangka waktunya.
Sebagai contoh:
- Jika ingin hasil cepat, investasi jangka pendek seperti deposito atau reksa dana pasar uang bisa dipilih.
- Jika untuk masa depan, seperti pendidikan anak atau pensiun, investasi jangka panjang seperti saham atau properti lebih cocok.
Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa menyusun strategi keuangan lebih terarah.
Langkah 2: Kenali Profil Risiko Pribadi
Setiap orang memiliki toleransi risiko yang berbeda.
Ada yang siap menghadapi fluktuasi harga tinggi, ada pula yang lebih nyaman dengan hasil stabil.
Mengetahui profil risiko membantu kamu menghindari stres dan keputusan impulsif.
Tipe investor umumnya dibagi menjadi tiga:
- Konservatif → Mengutamakan keamanan, cocok dengan deposito atau reksa dana pasar uang.
- Moderat → Mau untung lebih besar, tapi tetap hati-hati; cocok dengan reksa dana campuran.
- Agresif → Mengejar return tinggi dan siap menghadapi risiko besar; cocok dengan saham atau kripto.
Mengetahui dirimu termasuk tipe mana akan memudahkan dalam menentukan instrumen investasi yang tepat.
Langkah 3: Siapkan Dana Darurat dan Hindari Utang
Banyak pemula salah langkah karena langsung berinvestasi tanpa dana cadangan.
Padahal, dana darurat adalah fondasi utama sebelum investasi.
Idealnya, siapkan dana darurat sebesar 3–6 kali pengeluaran bulanan.
Dengan begitu, kamu tidak perlu menarik investasi saat ada kebutuhan mendesak.
Selain itu, hindari memulai investasi saat masih memiliki utang konsumtif.
Bayarlah utang berbunga tinggi terlebih dahulu agar cash flow tidak terganggu.
Dengan langkah ini, kamu berinvestasi dalam kondisi finansial yang lebih sehat dan stabil.
Langkah 4: Pelajari Jenis-Jenis Investasi
Sebelum menaruh uang, penting untuk memahami perbedaan setiap instrumen investasi.
Berikut penjelasan singkat beberapa jenis investasi populer di tahun 2025.
1. Emas
Investasi paling klasik dan aman.
Harga emas relatif stabil dan mudah dicairkan.
Namun, keuntungannya lebih cocok untuk jangka panjang.
2. Reksadana
Cocok untuk pemula karena dikelola oleh manajer investasi.
Kamu bisa mulai dari modal kecil, bahkan Rp10.000.
Ada empat jenis reksadana: pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.
3. Saham
Memberi potensi keuntungan tinggi, tapi fluktuatif.
Cocok bagi investor agresif yang siap dengan risiko jangka pendek.
4. Properti
Nilainya stabil dan bisa menghasilkan pemasukan pasif lewat sewa.
Namun, butuh modal besar dan tidak likuid.
5. Investasi Digital (Kripto, P2P Lending)
Semakin populer, terutama di kalangan milenial.
Namun, pastikan platformnya berizin OJK agar terhindar dari penipuan.
Dengan memahami semua jenisnya, kamu bisa menyesuaikan strategi investasi sesuai profil risiko dan tujuan finansial.
Langkah 5: Tentukan Platform Investasi yang Terpercaya
Di tahun 2025, teknologi finansial atau fintech mempermudah siapa pun untuk mulai berinvestasi secara online.
Namun, tidak semua platform bisa dipercaya.
Sebelum memilih, pastikan hal-hal berikut:
- Terdaftar di OJK.
Cek legalitas platform di situs resmi Otoritas Jasa Keuangan. - Punya fitur keamanan digital.
Seperti verifikasi dua langkah dan perlindungan data pribadi. - Menyediakan edukasi investor.
Platform yang baik akan membimbing pengguna, bukan sekadar menawarkan produk.
Beberapa platform terpercaya di Indonesia antara lain Bibit, Bareksa, Pluang, dan Stockbit untuk investasi reksa dana dan saham.
Langkah 6: Mulai dari Nominal Kecil tapi Konsisten
Banyak orang gagal memulai karena merasa modalnya tidak cukup besar.
Padahal, prinsip utama investasi adalah konsistensi, bukan jumlah besar.
Kamu bisa mulai dari Rp50.000–Rp100.000 per bulan di reksa dana atau emas digital.
Dengan rutin menabung setiap bulan, efek compounding akan bekerja dengan sendirinya.
Misalnya, jika kamu menabung Rp100.000 per bulan dengan imbal hasil 10% per tahun, dalam 10 tahun kamu bisa memiliki lebih dari Rp20 juta.
Karena itu, mulailah kecil, tapi konsisten.
Langkah 7: Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)
Salah satu strategi terbaik bagi pemula adalah Dollar-Cost Averaging (DCA).
Prinsipnya sederhana: berinvestasi secara rutin dalam jumlah yang sama setiap bulan, tanpa peduli naik-turunnya pasar.
Strategi ini membantu kamu mengurangi risiko fluktuasi dan membuat investasi terasa lebih ringan.
Dengan DCA, kamu membeli lebih banyak unit ketika harga rendah dan lebih sedikit saat harga tinggi — sehingga hasilnya rata dan stabil.
Langkah 8: Diversifikasi Portofolio
Istilah “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang” berlaku juga dalam dunia investasi.
Diversifikasi artinya menyebarkan dana ke berbagai instrumen agar risiko tidak terpusat.
Contohnya:
- 40% di reksa dana pasar uang
- 30% di saham
- 20% di emas
- 10% di P2P lending
Dengan cara ini, saat satu instrumen turun, instrumen lain bisa menahan kerugian.
Selain aman, diversifikasi juga memperbesar peluang keuntungan jangka panjang.
Langkah 9: Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Investasi bukan tentang menaruh uang lalu lupa.
Kamu perlu memantau performa secara rutin, misalnya setiap tiga atau enam bulan sekali.
Cek apakah hasilnya sesuai ekspektasi dan tujuan awal.
Jika tidak, lakukan penyesuaian — baik dengan mengganti produk, menambah alokasi, atau memperpanjang tenor.
Gunakan aplikasi finansial atau spreadsheet pribadi agar mudah memantau seluruh portofolio.
Dengan evaluasi rutin, kamu bisa tetap berada di jalur yang benar.
Langkah 10: Tingkatkan Literasi Keuangan
Investasi adalah perjalanan panjang.
Karena itu, belajar adalah investasi terbaik.
Manfaatkan waktu untuk membaca buku keuangan, mengikuti webinar, atau mendengarkan podcast tentang investasi.
Selain itu, ikuti perkembangan ekonomi global agar kamu bisa mengambil keputusan lebih bijak.
Dengan pengetahuan yang kuat, kamu tidak mudah tergoda oleh iming-iming investasi bodong atau profit instan yang merugikan.
Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Mulai Investasi
Agar perjalanan investasimu lancar, hindari beberapa kesalahan umum berikut:
- Investasi karena ikut-ikutan.
Pilih berdasarkan riset, bukan tren. - Tidak punya rencana keuangan.
Tanpa tujuan jelas, kamu akan bingung kapan harus keluar dari investasi. - Menaruh seluruh uang di satu instrumen.
Risiko tinggi dan bisa berakibat fatal. - Menarik dana saat pasar turun.
Bersabarlah — pasar selalu berputar. - Terlalu fokus pada hasil jangka pendek.
Investasi adalah maraton, bukan sprint.
Kesimpulan
Memulai investasi dari nol bukan hal yang sulit — asal dilakukan dengan pengetahuan dan disiplin.
Kuncinya adalah memahami tujuan, mengenali risiko, memulai kecil, dan terus belajar.
Tahun 2025 adalah waktu yang tepat untuk mulai.
Dengan kemudahan teknologi, regulasi OJK yang ketat, dan banyaknya pilihan produk halal maupun konvensional, siapa pun bisa menjadi investor sukses.
Ingat, investasi bukan sekadar mencari uang, tetapi juga menjaga nilai waktu dan masa depan.
Mulailah hari ini, dan biarkan waktu bekerja untukmu.